INOVASI SMART TEKNOLOGI DARI POLINES UNTUK KONVERSI MOTOR LISTRIK

Semarang, Ditjen Vokasi - Kebutuhan akan part kit motor konversi masih sangat sulit ditemui di pasaran. Oleh karena itulah, dosen Politeknik Negeri Semarang (Polines) bersama mitra industri, PT Braja Elektrik Motor, menciptakan inovasi untuk menciptakan alat konversi motor listrik tersebut.

Pengembangan part kit untuk konversi kendaraan listrik tersebut merupakan salah satu praktik baik dari program Dana Padanan atau Matching Fund dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tahun 2023.

“Sebagai insan perguruan tinggi, kami para dosen berupaya memberikan terobosan inovasi dan pendampingan untuk mengatasi persoalan tersebut,” kata Ketua Tim Matching Fund, Ahmad Hamim Su’udy. 

Menurut Ahmad, perkembangan teknologi yang ada di Indonesia terkait part kit konversi motor dari BBM ke motor listrik masih sangat kurang. Komponen yang digunakan selama ini hampir semua masih harus impor. 

Pada program ini, Ahmad dan rekan dosen lainnya mengembangkan sebuah inovasi komponen part utama part kit yang terdiri atas casing dynamo 2KW, bracket baterai lithium, serta sistem arm plug n play yang diimplementasikan pada kendaraan listrik matic dan bebek. 

Produk ini memiliki keunggulan proses penggantian sehingga tidak memerlukan waktu lama dalam proses konversi motor. Produk ini hanya memerlukan waktu kurang dari 4 jam dalam proses konversi motor BBM menjadi motor listrik. 

Pengembangan produk yang yang dilakukan oleh dosen dari Program Studi Konversi Energi ini dapat memberikan kemudahan bagi para  penggerak dunia motor konversi. Sebagaimana diketahui, saat ini pemerintah terus berupaya mengurangi kebutuhan akan kendaraan berbahan bakar fosil. 

Indonesia juga pemerintah menargetkan konversi kendaraan dari BBM menjadi listrik, dimana pada tahun 2030 ditargetkan sebanyak 13 juta motor yang akan dikonversikan. Hal tersebut sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Konversi motor BBM ke motor listrik sendiri diatur dalam regulasi yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar menjadi Sepeda Motor Listrik berbasis Baterai. 

Langkah tersebut sekaligus menjadi strategi pemerintah dalam mengakselerasi menuju net zero emission pada tahun 2060. 

“Hasil dari program ini sekaligus menjadi upaya keberlanjutan berupa terbentuknya teaching factory serta terwujudnya bengkel konversi energi yang tersertifikasi oleh kementerian perhubungan,” tambah Ahmad.

Sementara di sisi industri, PT Braja Elektrik dapat memanfaatkan produk luaran program ini dalam meningkatkan produksi serta pemasaran produk kendaraan listriknya. 

Sebagai mitra, pemilik PT Braja Elektrik Motor, Yoga Uta Nugraha, berterima kasih atas kolaborasi yang dilakukan bersama Polines. Menurut Yoga, selama ini pihaknya menghadapi sejumlah kendala, salah satunya tersedianya part kit (plug n play) Konversi dengan komponen dalam negeri. Hal ini dikarenakan komponen part utama part kit terdiri atas beberapa komponen yang masih terpisah. 

“Diperlukan sebuah pengembangan alat Smart Part Kit (plug n play) untuk diterapkan pada kendaraan listrik. Hal itu lah yang kami kerja samakan dengan Polines,” ungkap pemilik PT Braja Elektrik Motor, Yoga Uta Nugraha.

Sebagai informasi, selain Ahmad Hamim Su’udy sebagai ketua tim, tim Matching Fund ini juga didukung oleh empat anggota lainnya, yaitu Ali Sai’in,  Showi N.U., Nur Fatowil Aulia, serta Afandi Nur Aziz Thohari, dan Aisyatul Karima, dari Program Studi Teknik Informatika. Program ini mulai dilaksanakan sejak Maret 2023. (Polines/Nan/Cecep)

Sumber: vokasi.kemdikbud.go.id