POLINES BUKA LAYANAN KONVERSI MOTOR BBM KE LISTRIK

Semarang, Politeknik Negeri Semarang (Polines) terus mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Bekerja sama dengan PT Braja Elektrik Motor, Polines kini menyediakan jasa konversi kendaraan bermotor dari bahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik untuk masyarakat umum.

Soft launching layanan konversi motor dari BBM menjadi energi listrik sendiri dilakukan bersamaan dengan acara Car Free Day (CFD) di Area Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah pada Minggu (6-10-2024). Selain memperkenalkan layanan konversi kendaraan BBM ke Listrik kepada masyarakat luas, pada acara tersebut juga untuk edukasi tentang kendaraan listrik dengan memajang dua kendaraan hasil konversi yang bisa dicoba oleh masyarakat umum.

Penanggung jawab konversi motor BBM ke listrik, Polines, Ahmad Hamim Su’udy, mengatakan bahwa layanan jasa konversi kendaraan BBM ke listrik dilakukan di bengkel Teknik Mesin Polines. Layanan ini sebenarnya sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu, bahkan bengkel layanan jasa konversi motor BBM ke listrik ini telah melayani pesanan konversi kendaraan dari PLN Pekanbaru, Riau.

 

“Biasanya kami membuka layanan konversi untuk program CSR misalnya dan saat ini kami membuka layanan juga untuk masyarakat yang ingin melakukan konversi kendaraan dari BBM ke listrik,” kata Ahmad Hamim.

Pelayanan jasa konversi kendaraan BBM ke listrik ini sendiri, lanjut Ahmad Hamim, melibatkan mitra industri yakni PT Braja Elektrik Motor, Surabaya yang bertugas untuk mengurus berbagai keperluan administrasi terkait kendaraan listriknya. Sementara itu, pihak Polines yang mengerjakan teknis konversi kendaraanya.

“Di bengkel kami juga melibatkan para teknisi dan juga para mahasiswa dengan bimbingan atau arahan dari para dosen tentunya sehingga layanan ini bisa menjadi project base learning bagi para mahasiswa,” Ahmad Hamim menambahkan.

Biaya layanan jasa konversi kendaraan BBM ke listrik sendiri saat ini berkisar antara Rp9—10 juta dengan subsidi dari pemerintah. Namun, jika tanpa subsidi biaya konversi bisa mencapai Rp19 juta.

Warga Antusias

Animo masyarakat terkait kendaraan listrik rupanya cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang bertanya dan mencoba mengendarai sepeda listrik dalam soft launching yang digelar Polines ini.

Salah satu yang mencoba dan tertarik untuk mengkonversi motor BBM miliknya ialah Bagus. Ia menuturkan kendaraan listrik membuatnya terpikat karena tidak berisik, ramah lingkungan, serta biaya pajak kendaraannya yang lebih murah dibanding motor BBM.

“Tadi saya coba muter juga halus, nyaman. Tertarik sih untuk konversi motor BBM ke kendaraan listrik,” ujarnya.

Bagus berharap, kendaraan listrik bisa lebih meluas dan terjangkau bagi masyarakat. Ia menyampaikan hal ini bisa coba diterapkan terlebih dahulu di instansi-instansi pemerintahan sebagai percontohan.

Ahmad Hamim mengakui, acara soft launching layanan konversi motor BBM menjadi listrik yang menjadi bagian dari kegiatan program Dana Padanan (Matching Fund) 2024 ini salah satunya memang ditujukan untuk mengedukasi warga tentang kendaraan listrik.

“Apalagi dalam kegiatan CFD ini kan berbagai umur yang berpartisipasi, jadi kami juga ingin anak-anak muda lebih mengenal konversi kendaraan dari bahan bakar menjadi listrik ini,” ujarnya.

Ahmad Hamim menuturkan kegiatan yang dilakukannya merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah Indonesia yang menargetkan 13 juta kendaraan BBM dikonversikan ke listrik. Kendaraan listrik, menurutnya, mengurangi masalah motor BBM yakni menyumbangkan emisi. Menurutnya kegiatan ini juga merupakan serangkaian proses hilirisasi dan komersialisasi untuk kendaraan listrik khususnya konversi.

“Kita tahu sendiri pemerintah (Indonesia) juga ingin mencapai net zero emission pada tahun 2060. Sudah selayaknya kendaraan listrik semacam ini menjadi tren di masyarakat,” imbuhnya.

Dalam kegiatan tersebut, selain memajang dua kendaraan hasil konversi, Polines juga membagikan stiker dan juga flyer kepada masyarakat tentang konversi kendaraan listrik. (Polines/Nan/Cecep)

Sumber: vokasi.kemdikbud.go.id