Mahasiswa Polines Melakukan Inovasi Teknologi Panen Kentang pada Pertanian Kentang Kabupaten Wonosobo

Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Iptek (PKM-PI) Politeknik Negeri Semarang yang beranggotakan 7 orang terdiri dari Muhammad Barid (Teknik Mesin), Muhammad Indra S (Teknik Mesin), Riris Annisa T (Teknik Mesin), Daniel Nicholas M (Teknik Mesin), Abdul Rozak (Teknik Mesin), Rafiq Adriyanto (Teknik Mesin) dan Reynata Wulandari (Administrasi Bisnis) berhasil membuat inovasi alat pemanen kentang otomatis (Small Soil Digger). Pembuatan alat ini dengan tujuan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses panen kentang Desa Serang, Kabupaten Wonosobo.

Desa Serang merupakan desa yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Mayoritas penduduk Kecamatan ini merupakan petani sayuran, dengan komoditas utama berupa kentang dengan produksi pertahun mencapai 447.060 ton per tahun.

Tim PKM-PI polines berkerjasama dengan kelompok tani Desa Serang, Kelompok Tani Adhigunafarm, yang beranggotakan 25 petani kentang. Adapun permasalahan yang dihadapi para petani tersebut yaitu, menurunya minat generasi muda pada bidang pertanian serta proses pemanenan kentang yang harus mengeluarkan banyak biaya untuk menyewa buruh serta memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu Tim PKM Polines yang diketuai oleh Muhammad Barid, memberikan solusi dengan menerapkan mesin panen kentang otomatis.

Penerapan Small Soil Digger, merupakan salah satu langkah mekanisasi pertanian di Indonesia untuk menarik daya minat generasi muda dalam bidang pertanian sehingga produktivitas bidang pertanian dapat terus berlanjut dan meningkat. Adapun cara kerja alat ini yaitu dengan menggunakan traktor sebagai alat penariknya, sehingga conveyor serta pisau penggali akan otomatis bergerak menggali tanah, serta kentang akan otomatis terangkat oleh conveyor dan masuk ke dalam wadah yang terdapat pada bagaian pengait belakang. Sehingga para petani tidak perlu mengambil kentang satu persatu dari tanah, sehingga proses panen kentang dapat lebih efisien.

Alat ini akan terus dievaluasi agar mencapai hasil yang maksimal sehingga dapat dijadikan sebagai acuan upaya mekanisasi pertanian di Indonesia serta dapat  diproduksi secara massal sehingga dapat diterapkan pada bidang pertanian khusunya pertanian kentang di seluruh Indonesia.

sumber: kompasiana.com